Pipa tiang pancang banyak dimanfaatkan dalam berbagai proyek konstruksi, mulai dari jalan dan jembatan hingga fasilitas pengolahan air. Dipasang dengan menggunakan penggerak tiang pancang khusus atau palu tumbukan, pipa-pipa tersebut menjadi bagian dari pondasi tanah sebelum tetap ditahan oleh tekanan tanah. Tiang pancang pipa memiliki sifat struktural yang tinggi, membuat pemasangan menjadi lebih sederhana dan cepat. Baja biasanya merupakan bahan pilihan; namun, bentuk lain seperti beton dan kayu juga dapat digunakan untuk tiang pancang. Fiber Reinforced Polymer (FRP) telah menjadi material yang semakin populer. Bahan ini tidak hanya lebih kuat dari baja, dengan kekuatan tarik yang jauh lebih tinggi dan tidak menimbulkan efek korosi, bahan ini juga ringan sehingga pengangkutan dan pemasangannya jauh lebih sederhana dibandingkan dengan bahan tradisional.
Penetrasi tiang pancang bergantung pada kemampuannya menahan beban lateral dan seberapa baik interaksi antara bagian heliks dan tanah bekerja sama; interaksi ini ditentukan oleh sifat kontak mekanis yang mencakup perilaku normal dan tangensial dari permukaan yang bersentuhan. Artikel ini berupaya untuk mengevaluasi bagaimana posisi mempengaruhi daya dukung tiang heliks pelat tunggal poros berongga dengan menggunakan ekspresi selubung kegagalan; perbandingan kemudian dibuat antara hasil penelitian ini dan yang ditemukan di tempat lain.
Tumpukan berongga baja (11) mempunyai proyeksi heliks (13) yang terdiri dari batang bulat atau persegi panjang yang mempunyai tinggi kira-kira 20 mm, dipasang pada ujung lingkar luar dengan mengelas pada suatu bagian yang kira-kira panjangnya kurang dari 10 kali diameternya. Selain itu, proyeksi sekrup interior setidaknya dua kali lebih besar dari diameter dua kali lebih besar dapat meningkatkan daya dorong dinding bagian dalam tiang dan sebagai hasilnya, uji penetrasi telah menunjukkan bahwa kebutuhan torsi selama proses dapat diturunkan secara drastis.
Proses pemasangan sekrup juga meningkatkan kecepatan penetrasi sekaligus memperpendek waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kekuatan desain yang diperlukan, meningkatkan daya dukung tiang dan meningkatkan daya dukung akibat efek sekrup pada tiang. Untuk mencapai efek yang diinginkan, proyeksi sekrup pada tiang harus dipasang setidaknya dua kali diameternya, dengan hati-hati dalam memilih bentuk dan ukurannya berdasarkan kinerja penetrasi dan pertimbangan kemampuan kerja. Tonjolan sekrup juga harus ditempatkan di bagian tiang yang tidak dapat diakses untuk meminimalkan gesekan internal yang disebabkan oleh proyeksi sekrup, sehingga menjaga kinerja penetrasi tiang tetap optimal. Disarankan untuk memasukkannya secara miring untuk meminimalkan resistensi penetrasi secara maksimal.